Senin, 07 November 2011

Maafkan Salahku?? ibu

Kisah ini merupakan kisah nyata dari seorang suami yang sedang diberi cobaan berat yaitu isterinya sakit dan tak kunjung sembuh.


Dan diceritakan kembali oleh Jamil Azzaini. Semoga bisa menyadarkan kita2


Hukum kekekalan energi dan semua agama menjelaskan bahwa apa pun yang kita lakukan pasti akan dibalas sempurna kepada kita. Apabila kita melakukan energi positif atau kebaikan maka kita akan mendapat balasan berupa kebaikan pula. Begitu pula bila kita melakukan energi negatif atau keburukan maka kitapun akan mendapat balasan berupa keburukan pula. Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah pengalaman pribadi yang terjadi pada 2003.





Pada September-Oktober 2003 isteri saya terbaring di salah satu rumah sakit di Jakarta . Sudah tiga pekan para dokter belum mampu mendeteksi penyakit yang diidapnya. Dia sedang hamil 8 bulan. Panasnya sangat tinggi. Bahkan sudah satu pekan isteri saya telah terbujur di ruang ICU. Sekujur tubuhnya ditempeli kabel-kabel yang tersambung ke sebuah layar monitor.

Suatu pagi saya dipanggil oleh dokter yang merawat isteri saya. Dokter berkata:

“Pak Jamil, kami mohon izin untuk mengganti obat ibu”

Saya pun menjawab “Mengapa dokter meminta izin saya? Bukankan setiap pagi saya membeli berbagai macam obat di apotek dokter tidak meminta izin saya”

Dokter itu menjawab “Karena obat yang ini mahal Pak Jamil.”
“Memang harganya berapa dok?” Tanya saya.



Dokter itu dengan mantap menjawab “Dua belas juta rupiah sekali suntik.”

“Haahh 12 juta rupiah Dok, lantas sehari berapa kali suntik, dok? ”

Dokter itu menjawab, “Sehari tiga kali suntik pak Jamil.”

Setelah menarik napas panjang saya berkata, “Berarti satu hari tiga puluh enam juta, Dok?”Saat itu butiran air bening mengalir di pipi

“Pak Jamil kami sudah berusaha semampu kami bahkan kami telah meminta bantuan berbagai laboratorium dan penyakit istri Bapak tidak bisa kami deteksi secara tepat, kami harus sangat hati-hati memberi obat karena istri Bapak juga sedang hamil 8 bulan, baiklah kami akan coba satu kali lagi tapi kalau tidak ditemukan kami harus mengganti obatnya, pak.” jawab dokter.

Setelah percakapan itu usai, saya pergi menuju mushola kecil dekat ruang ICU. Saya melakukan sembahyang dan saya berdoa, “Ya Allah Ya Tuhanku… aku mengerti bahwa Engkau pasti akan menguji semua hamba-Mu, akupun mengerti bahwa setiap kebaikan yang aku lakukan pasti akan Engkau balas dan akupun mengerti bahwa setiap keburukan yang pernah aku lakukan juga akan Engkau balas.

Ya Tuhanku… gerangan keburukan apa yang pernah aku lakukan sehingga Engkau uji aku dengan sakit isteriku yang berkepanjangan, tabunganku telah terkuras, tenaga dan pikiranku begitu lelah. Berikan aku petunjuk Ya Tuhanku. Engkau Maha Tahu bahkan Engkau mengetahui setiap guratan urat di leher nyamuk. Dan Engkaupun mengetahui hal yang kecil dari itu. Aku pasrah kepada Mu Ya Tuhanku. Sembuhkanlah istriku. Bagimu amat mudah menyembuhkan istriku, semudah Engkau mengatur milyaran planet di jagat raya ini.”

Ketika saya sedang berdoa itu tiba-tiba terbersit dalam ingatan akan kejadian puluhan tahun yang lalu. Ketika itu, saya hidup dalam keluarga yang miskin papa. Sudah tiga bulan saya belum membayar biaya sekolah yang hanya Rp. 25 per bulan. Akhirnya saya memberanikan diri mencuri uang ibu saya yang hanya Rp. 125. Saya ambil uang itu, Rp 75 saya gunakan untuk mebayar SPP, sisanya saya gunakan untuk jajan.

Ketika ibu saya tahu bahwa uangnya hilang ia menangis sambil terbata berkata, “Pokoknya yang ngambil uangku kualat… yang ngambil uangku kualat… ” Uang itu sebenarnya akan digunakan membayar hutang oleh ibuku. Melihat hal itu saya hanya terdiam dan tak berani
mengaku bahwa sayalah yang mengambil uang itu.

Usai berdoa saya merenung , “Jangan-jangan inilah hukum alam dan ketentuan Yang Maha Kuasa bahwa bila saya berbuat keburukan maka saya akan memperoleh keburukan. Dan keburukan yang saya terima adalah penyakit isteri saya ini karena saya pernah menyakiti ibu saya dengan mengambil uang yang ia miliki itu.”

Setelah menarik nafas panjang saya tekan nomor telepon rumah dimana ibu saya ada di rumah menemani tiga buah hati saya. Setelah salam dan menanyakan kondisi anak-anak di rumah, maka saya bertanya kepada ibu saya “Bu, apakah ibu ingat ketika ibu kehilangan uang sebayak seratus dua puluh lima rupiah beberapa puluh tahun yang lalu?”

“Sampai kapanpun ibu ingat Mil. Kualat yang ngambil duit itu Mil, duit itu sangat ibu perlukan untuk membayar hutang, kok ya tega-teganya ada yang ngambil,” jawab ibu saya dari balik telepon. Mendengar jawaban itu saya menutup mata perlahan, butiran air mata mengalir di pipi.

Sambil terbata saya berkata, “Ibu, maafkan saya… yang ngambil uang itu saya, bu… saya minta maaf sama ibu. Saya minta maaaaf… saat nanti ketemu saya akan sungkem sama ibu, saya jahat telah tega sama ibu.”

Suasana hening sejenak. Tidak berapa lama kemudian dari balik telepon saya dengar ibu saya berkata: “Ya Tuhan, pernyataanku aku cabut, yang ngambil uangku tidak kualat, aku maafkan dia

Setelah memastikan bahwa ibu saya telah memaafkan saya, maka saya akhiri percakapan dengan memohon doa darinya.

Kurang lebih pukul 12.45 saya dipanggil dokter, setibanya di ruangan sambil mengulurkan tangan kepada saya sang dokter berkata “Selamat pak, penyakit isteri bapak sudah ditemukan, infeksi pankreas. Ibu telah kami obati dan panasnya telah turun, setelah ini kami akan operasi untuk mengeluarkan bayi dari perut ibu.” Bulu kuduk saya merinding mendengarnya , sambil menjabat erat tangan sang dokter saya berkata.

“Terima kasih dokter, semoga Tuhan membalas semua kebaikan dokter.

Saya meninggalkan ruangan dokter itu…. dengan berbisik pada diri sendiri “Ibu, I miss you so much. ”


Dikutip dari Jamil Azzaini, Senior Trainer dan penulis buku Kubik Leadership: Solusi Esensial Meraih Sukses dan Kemuliaan Hidup.


33 komentar:

  1. bulu kudukku sampe berdiri membacanya sangat menyentuh sekali dan kalo di ijinkan akan saya bagikan di blog saya...
    salam kenal semuanya...

    BalasHapus
  2. posting baguss...sy suka... met kenal sob...

    BalasHapus
  3. Teharu saya baca'nya mas, jd ingat sama IBU di rumah.. !!

    Nice post gan !!

    BalasHapus
  4. Postingan yang sangat bagus,,, selama membaca tak urung air mata menetes membasahi pipi teringat ibuku yang renta nun jauh di desa,,,, maafkan aku Ibu ,,,

    BalasHapus
  5. sangat terharu saya membacanya..

    BalasHapus
  6. tak sanggup aku membacanya sob...rindu berat nih..

    BalasHapus
  7. Ibuku Adalah sumber kebahagianku :)

    BalasHapus
  8. wah mengharukan.. jd kangen ibu.. salam kenal ya, blognya bagus.. ^_^

    BalasHapus
  9. aku terharu gan.. mantap ni postingannya.. luar biasa..

    BalasHapus
  10. merinding saya membaca kisah anda, disini membuktikan bahwa do'a ibu selalu di kabylkan tuhan, dan kutukanya pun jadi kenyataan....mksih dah shering.....salam kenal

    BalasHapus
  11. Sungguh kisah yang sangat mengharukan...saya sampai terharu membacanya...Sungguh surga ada di telapak kaki ibu...

    BalasHapus
  12. kualat itu apa?

    tapi yang pasti kisah ini sangat sedih

    rindu emak:(

    BalasHapus
  13. kisah yang sangat mengharukan,
    ibu, mama, mother, apapun sebutan panggilan-nya untuk hamba ALLAH yang melahirkan kita sebagai salah satu manusia penghuni dunia,
    doa-nya sangat dekat dengan ALLAH SANG KHALIQ untuk senantiasa terkabulkan,
    semoga ALLAH SANG KHALIQ selalu melimpahkan rahmat lindungan-NYA untuk semua ibu di seluruh dunia..aamiiinn
    BlogS of Hariyanto

    BalasHapus
  14. merinding ane gan.. mohon ijin share di gubug ane. trims

    BalasHapus
  15. Ya Alloh...Memang Klo Kita membicaraka soal Ibu,,Nangis Hati ini Rasanya...Sudah berapa Banyak Kasih sayangnya,,Kita Ganti dengan air Matanya,,,
    Ya Alloh,,,ampuni dosa kami....Ampuni dosa ibu kami....ampuni dosa kedua orang tua kami...

    Nice Post Gan...sampai Terharu saya....
    n Salam kenal...
    http://mrofiuddin.blogspot.com

    BalasHapus
  16. Makasih buat semuanya yang sudah mengunjungi blog saya. Semoga blog saya ini bisa bermanfaat dan menjalin silaturahmi. Terima kasih.

    Jazaakumullahu khairan wa baarakallahu fiikum.

    والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

    BalasHapus
  17. huuu,, bercucuran air mata baca nyaa :(

    BalasHapus
  18. Ceritanya sungguh sangat inspiratif Mas, sy sangat berterima kasih telah berbagi cerita tentang ini..

    BalasHapus
  19. ceritanya mengharukan.. emang oranag tua terutama ibu harus kita hormati, gak boleh disakiti.. nice gan!!

    BalasHapus
  20. astagfirulah halazim, aku masih begitu banyak berdosa kepaada orang tuaku sangat bermakna ini artikl makasih gan

    BalasHapus
  21. Pagi-pagi merinding bulu kuduk baca ini...banyak sudah mengecewakan ibu jadi ingin segera bersujud bersimpuh dikakinya...bagus pisan gan

    BalasHapus
  22. Masyaallah... sakit yang sedemikian rupa dan memerlukan biaya yang luar biasa? Mudah-mudahan ini hanya cerita bukan kejadian di dunia nyata. Plus_One untuk dikau, Guys

    BalasHapus
  23. buat muslimin di mana pun anda berada saya mengucapkan selamat tahun baru 1 Muharram 1433 H

    BalasHapus